Pengikut

Home » » Kebersihan RSUD Kurang Terurus

Kebersihan RSUD Kurang Terurus

Kebersihan RSUD Kurang Terurus
PANDEGLANG, (KB).- Kebersihan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandeglang dipertanyakan oleh sejumlah pasien. Para pasien menilai, sampah berserakan di sekitar rumah sakit mengesankan kondisi rumah sakit menjadi kotor.

Salah seorang keluarga pasien, Kemuning yang ditemui kemarin mengatakan, kondisi kebersihan RSUD Pandeglang dinilai sangat tidak layak untuk sebuah rumah sakit. Sampah berserakan di sejumlah titik. Bukan hanya itu, pihak rumah sakit juga terkesan membiarkan pasien merokok sembarangan dan membuang sampah dengan bebas.

“Belum lama ini saya mengunjungi keluarga yang sedang dirawat di rumah sakit. Saya melihat rumah sakit ini terkesan sangat kotor. Banyak sampah dimana-mana dan dibiarkan,” katanya. Dia mengungkapkan, hampir di setiap sudut di rumah sakit banyak sampah bertebaran. Hal itu membuat pasien atau keluarga pasien yang berkunjung merasa tidak nyaman, terlebih dengan adanya pembiaran pada pengunjung dan bahkan pasien yang merokok sembarangan.

“Yang sangat mengagetkan kami, diantara sampah yang berserakan, terdapat pula punting-puntung rokok. Ironisnya, punting rokok itu bukan hanya berasal dari pengunjung tapi juga dari pasien,”ujarnya. Kemuning menambahkan, bukan hanya kebersihan rumah sakit yang tidak memadai, pelayanan kesehatan terhadap pasien juga tidak maksimal. Hal ini terbukti banyak pasien yang harus membeli obat di luar karena ketiadaan obat di rumah sakit.

“Masa rumah sakit yang cukup besar di Pandeglang banyak obat yang tidak ada. Akibatnya pasien harus membeli obat dari luar. Seharusnya, rumah sakit menyiapkan obat yang memadai bagi pasien,” katanya. Menurutnya, pemda Pandeglang harus memperhatikan pelayanan yang ada di rumah sakit. Berbagai keluhan terkait pelayanan di rumah sakit, dinilai belum mendapatkan perhatian.

Anggota Komisi IV DPRD Pandeglang, Ilma Fatwa mengakui bila kebersihan di rumah sakit Pandeglang tidak memadai. Ini diduga karena jumlah petugas kebersihan tidak memadai. Selain itu, manajemen rumah sakit juga dinilai kurang memperhatikan kebersihan di sekitar rumah sakit.

“Saya pernah mendatangi rumah sakit dan melihat ada banyak sampah bertebaran dibeberapa tempat. Bagaimana mungkin pasien bisa cepat sembuh bila kondisi kebersihan rumah sakit seperti itu,” katanya. Karena itu, ungkap Ilma, RSUD Pandeglang harus melakukan pembenahan di berbagai lini. Selain persoalan kebersihan, ketersediaan obat juga harus mendapatkan perhatian. Sebab banyak keluhan pasien harus membeli obat dari luar karena di rumah sakit obatnya tidak tersedia.

Sejumlah Kerusakan

Selain kebersihan yang kurang terjaga, kondisi sejumlah bagian bangunan RSUD saat ini banyak yang mengalami kerusakan. Ironisnya, meski kerusakan itu sudah berlangsung lama, namun hingga kini belum ada upaya apapun dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat untuk melakukan perbaikan.

Menurut pantauan Kabar Banten, kondisi bangunan yang paling menonjol yaitu terdapat pada bagian atap atap plafon. Hampir sebagian besar bagian atap bangunan rumah sakit, baik di ruang rawat inap teras termasuk bagian kantor administrasi mengalami kerusakan.

Parahnya, apabila hujan turun, atap plafon yang rusak berlubang itu, kerap mengalami kebocoran, sehingga mengakibatkan genangan air. Selain bagian atap plafon, kerusakan juga terjadi pada bagian dinding penyangga tangga penghubung ke ruang rawat inap pasien. Tidak hanya itu, sejumlah kondisi bagian bangunan seperti pagar dan auning juga tampak mengalami kerusakan.

Kepala Bagian (Kabag) Keseketariatan RSU setempat, Deni Kurniawan mengakui, saat ini sebagian kondisi bangunan RS ada yang mengalami kerusakan. Kerusakan yang paling menonjol yaitu pada bagian atap plafon, bahkan jika hujan turun bagian plafon yang rusak berlubang itu kerap mengalami kebocoran dan menimbulkan genangan air.

“Memang ada beberapa bagian bangunan yang rusak, dan kami sudah mengusulkan untuk melakukan perbaikan. Rencannya, tahun 2014 anggaran perbaikan pemeliharaan bagian bangunan yang rusak itu akan mulai dilakukan, dengan nilai anggaran di bawah 200 juta” terang Deni.

Selain mengenai kerusakan bangunan RS, pihaknya juga mengakui adanya ketidak tertiban keluarga pasien yang menjenguk keluargannya di RS, sehingga menimbulkan kesan kumuh di RS.

“Bukannya kami tidak tegas, karena memang keluarga pasien itu sendiri yang belum memiliki kesadaran untuk berlaku tertib dan juga menjaga kebersihan lingkungan RS,” katanya. (H-18/38)***. Sumber : Kabar Banten

0 komentar:

Posting Komentar